PEMANFAATAN
PESTISIDA NABATI UNTUK PERTANIAN DAN KESEHATAN
Ayyub Arrahman
dan M.Sudjak Saenong
Balai penelitian Tanaman Serealia Maros
PENDAHULUAN
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida(Anonim, 2012a). Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan(Anonim, 2012a).
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida(Anonim, 2012a). Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan(Anonim, 2012a).
Menurut Takahashi (1981), dalam (Nyach, 2012) pada dasarnya bahan
alami yang mengandung senyawa bioaktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a) bahan alami dengan kandungan senyawa antifitopatogenik (antibiotika
pertanian), b) bahan alami dengan
kandungan senyawa bersifat fitotoksik atau mengatur tumbuh tanaman (fitotoksin,
hormon tanaman dan sejenisnya) dan (c) bahan alami dengan kandungan senyawa
bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen,
atraktan dan insektisidal).
JENIS-JENIS
BAHAN NABATI BERPOTENSI SEBAGAI PESTISIDA
Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan
bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan
Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan
berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi
belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan
bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak (sumber :Asikin et
al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI
EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian
Lahan Rawa)(dikutip oleh Nyach, 2012).
Menurut Isroi (2012), alam
sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk
menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan
kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
Kelebihan:
- Degradasi/penguraian
yang cepat oleh sinar matahari
- Memiliki
pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun
jarang menyebabkan kematian
- Toksisitasnya
umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan
lingkungan
- Memiliki
spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat
selektif
- Dapat
diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
- Phitotoksitas
rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
- Murah dan
mudah dibuat oleh petani
- Cepat
terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih
sering
- Daya
racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
- Produksinya
belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
- Kurang
praktis
- Tidak tahan
disimpan
Fungsi
dari Pestisida Nabati
Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Repelan,
yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
- Antifidan,
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Merusak
perkembangan telur, larva, dan pupa
- Menghambat
reproduksi serangga betina
- Racun syaraf
- Mengacaukan
sistem hormone di dalam tubuh serangga
- Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada
perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Tumbuhan yang dikoleksi pada umumnya berhasiat
sebagai obat, namun ada juga yang dapat meracun terutama pada kulit dan
sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat. Dari hasil eksplorasi tersebut
ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah (sumber :Asikin et al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa)(dikutip oleh Nyach, 2012)
Tabel 1. Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah (sumber :Asikin et al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa)(dikutip oleh Nyach, 2012)
No
|
Jenis tumbuhan
|
Bagian Tumbuhan
|
Keterangan/kegunaan
|
01
|
Pati ulat
|
Daun
|
Pengawet ikan
|
02
|
Kalang kala
|
Daun, biji
|
Obat kulit
|
03
|
Karatau
|
Daun
|
Obat disentri
|
04
|
Risi
|
Daun, bunga
|
Rasa gatal pada kulit
|
05
|
Timbarau
|
Daun
|
Obat kejang-kejang
|
06
|
Kayu mahar
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
07
|
Hambin
|
buah Seluruh bagian
|
Obat ginjal
|
08
|
Jalukap
|
Daun
|
Obat kulit
|
09
|
Sulur daging
|
Daun
|
Obat luka
|
10
|
Gagali
|
Daun, umbi
|
Obat sakit perut
|
11
|
Cambai karuk
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
12
|
Raja binalu
|
Seluruh bagian
|
Obat hipertensi
|
13
|
Dadap
|
Daun
|
Obat infeksi
|
14
|
Tabat Barito
|
Daun
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
15
|
Bangkal
|
Daun
|
Bahan kosmetik (bedak)
|
16
|
Sapang
|
Kulit batang
|
Obat hipertensi
|
17
|
Mamali habang
|
Daun
|
Obat penenang
|
18
|
Mamali putih
|
Daun
|
Obat penenang
|
19
|
Jambu hutan
|
Daun, akar
|
Obat ginjal
|
20
|
Sungkai
|
Daun
|
Bahan pengawet
|
21
|
Balangkasua putih
|
Daun
|
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
|
22
|
Balangkasua habang
|
Daun
|
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
|
23
|
Kayu sapat
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
24
|
Jalatang tulang
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
25
|
Kakantutan
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
26
|
Tampurikak
|
Buah
|
Penyubur rambut
|
27
|
Tatasbihan habang
|
Daun
|
Bau menyengat
|
28
|
Sintuk
|
Daun
|
Kebugaran tubuh
|
29
|
Sambung nyawa
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
30
|
Tatunjuk langit
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
31
|
Sulitulang
|
Seluruh bagian
|
Obat sakit perut
|
32
|
Putat
|
Daun
|
Obat kulit (gatal)
|
33
|
Kujajing biji
|
Daun, buah
|
Obat kanker
|
34
|
Rengas
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
35
|
Simpur
|
Daun
|
Obat mata
|
36
|
Bawang nyaring
|
Daun
|
Obat perut
|
37
|
Sawangkak
|
Daun
|
Obat kanker
|
38
|
Bakung rawa
|
Daun, umbi
|
Obat tidur
|
39
|
Lakum
|
Daun
|
Obat kulit (gatal)
|
40
|
Jajangkit
|
Daun, batang
|
Obat kulit (gatal)
|
41
|
Patah kajang
|
Daun
|
Obat nyamuk
|
42
|
Kujajing laki
|
Daun, buah
|
Obat kanker
|
43
|
Pinang habang
|
Akar
|
Obat ginjal
|
44
|
Papulut
|
Daun
|
Obat batuk
|
45
|
Rumbia habang
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
46
|
Kambat
|
Daun
|
Bau menyengat
|
47
|
Kayu rahwana
|
Seluruh bagian
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
48
|
Cawat hanoman
|
Akar
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
49
|
Kayu rawali
|
Kulit batang
|
Bau wangi
|
50
|
Daun kancing
|
Daun
|
Obat sakit gigi
|
51
|
Andarasung
|
Daun
|
Penyubur rambut
|
52
|
Keladi rawa D
|
aun, umbi
|
Berakibat gatal pada kulit
|
53
|
Bakung hias
|
Daun, umbi
|
Bau menyengat
|
54
|
Binjai
|
Kulit batang
|
Berakibat gatal pada kulit
|
55
|
Kasumbawati
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
56
|
Akar kuning
|
Akar
|
Obat hipatetis
|
57
|
Dadangkak
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
58
|
Kakamalan
|
Daun
|
Bau menyengat
|
59
|
Tatintahan
|
Akar
|
Obat sakit pinggang
|
60
|
Kayu halaban
|
Akar
|
Obat ginjal
|
61
|
Kayu ilatung
|
Daun, kulit batang
|
Bau menyengat
|
62
|
Mundar
|
Daun, kulit batang
|
Berakibat iritasi pada kulit
|
63
|
Pohon mercon
|
Daun, bunga
|
Pengusir nyamuk
|
64
|
Kemuning
|
Daun, bunga
|
Bau wangi
|
65
|
Bangkinang
|
Daun, akar, buah
|
Rasa sepat
|
66
|
Kuranji
|
Daun, akar, buah
|
Rasa sangat kecut
|
67
|
Sangkuang
|
Semua bagian
|
Rasa sangat kecut
|
68
|
Bambu kuning
|
Rebung
|
Obat kanker
|
69
|
Hambawang
|
Getah
|
Berakibat iritasi pada kulit
|
70
|
Kambang tatawa
|
Bonggol
|
Obat kanker payudara
|
71
|
Bagang
|
Umbi
|
Berakibat gatal pada kulit
|
72
|
Panggang
|
Daun
|
Tidak diserang hama
|
73
|
Ciplokan
|
Buah dan daun
|
Obat hipertensi
|
74
|
Simakau
|
Daun Bahan
|
kosmetik (bedak)
|
75
|
Mata-mata
|
Buah
|
Kebugaran wanita
|
76
|
Pinang sindawar
|
Akar
|
Obat ginjal
|
77
|
Usar
|
Akar dan daun
|
Bahan pewangi
|
78
|
Timbaran
|
Kulit
|
Bahan pewarna
|
79
|
Tawar
|
Daun
|
Pengusir Wereng hijau
|
80
|
Gulinggang
|
Daun
|
Obat kulit
|
81
|
Kacang parang
|
Biji
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
82
|
Kembang pukul 4
|
Daun
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
83
|
Jalatang nyiru
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
84
|
Kalalayu
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
85
|
Kapayang
|
Seluruh tanaman
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
86
|
Jingah
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
87
|
Galam
|
Daun
|
Bau menyengat
|
88
|
Lukut
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
89
|
Lua
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
90
|
Kuringkit
|
Daun
|
Bahan kosmetik (bedak)
|
91
|
Kumandrah
|
Daun/Buah
|
Obat sakit perut
|
92
|
Maya
|
Seluruh tanaman
|
Berakibat gatal pada kulit
|
93
|
Sapang
|
Kulit dan daun
|
Obat hipertensi
|
94
|
Rumput minjangan
|
Daun
|
Obat luka
|
95
|
Gambir
|
Kulit/daun
|
Pengusir nyamuk
|
96
|
Sirsak
|
Daun
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
97
|
Maritam
|
Kulit
|
Digunakan sbg Rodentisida
|
98
|
Pepaya hutan
|
Daun
|
Digunakan sbg Insektisida
|
99
|
Suli bulan
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
100
|
Kacubung
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
101
|
Sarigading
|
Daun
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
102
|
Karamunting jawa
|
Daun
|
Obat kulit
|
103
|
Purun tikus
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
104
|
Prupuk
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
105
|
Bundung
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
106
|
Jambu biji
|
Daun
|
Obat diare
|
107
|
Lengkuas
|
Rimpang
|
Bahan jamu
|
108
|
Lada
|
Daun
|
Bahan rempah
|
109
|
Kalanpan
|
Buah
|
Tidak terserang hama
|
110
|
Bawang nyaring kuning
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
111
|
Kalabuau
|
Daun
|
Berakibat iritasi kulit
|
112
|
Gadung
|
Umbi
|
Digunakan sbg Insektisida
|
113
|
Tuba
|
Akar
|
Digunakan sbg Insektisida
|
114
|
Kacang parang habang
|
Buah
|
Digunakan sbg Insektisida
|
115
|
Kapuk
|
Batang
|
Digunakan sbg Rodentisida
|
116
|
Kelapa
|
Air
|
Digunakan sbg Insektisida
|
117
|
Jeruk Bali
|
Kulit
|
Digunakan sbg Insektisida
|
118
|
Langgundi
|
Daun
|
Pengusir nyamuk
|
119
|
Jengkol
|
Daun
|
Digunakan sbg rodentisida
|
120
|
Kedondong
|
Daun
|
Tidak diserang hama
|
121
|
Sungkai
|
Daun
|
Bahan permentasi
|
122
|
Mengkudu
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN
Anonim, 2012c. Tanaman untuk pestisida nabati. http://www.smallcrab.com/others/681-tanaman-untuk-pestisida-nabati. Diakses tgl 29 November 2012
Isroi, 2012. Berbagi
tak pernah rugi. http://isroi.com/. Diakses tgl 29
November 2012
Nyach,
2012. Daftar Tumbuhan sebagai Bahan Pestisida Nabati | Pestisida Organik http://okemms.blogspot.com/2011/04/daftar-tumbuhan-sebagai-bahan-pestisida.html. Diakses tgl 29 November 2012
Anonim,
2012a. Pestisida nabati. http://tipspetani.blogspot.com/2011/10/mengenal-pestisida-nabati.html. Diakses tgl 29
November 2012.
Anonim, 2012b. Cara Mengubah Bakteri Menjadi Pestisida
Nabati Organik. http://teknologitinggi.wordpress.com/2012/09/10/cara-mengubah-bakteri-menjadi-pestisida-nabati-organik/. Diakses tgl 29 November 2012