CARA BEKERJA SENYAWA PESTISIDA DI ALAM
Ayyub Arrahman dan M.Sudjak Saenong
Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
PENDAHULUAN
Penggolongan/jenis-jenis pestisida yang beredar di pasaran dapat
diklasifikasi antara lain adalah insektisida, rodentisida, molusisida, avisida,
dan mitisida. Sedangkan yang mengendalikan jazad renik antara lain bakterisida,
fungisida, algisida. Selain dari pada itu terdapat senyawa kimia yang sifatnya hanya
sebagai pengusir serangga (insect repellant), dan sebaliknya ada pula yang
justru menarik serangga untuk datang (insect attracant) serta ada yang dapat
memandulkan serangga.
Insektisida dapat dikelompokkan dalam
beberapa golongan menurut cara bekerjanya senyawa pestisida pada serangga
target yakni pengelompokkan menurut cara masuknya kedalam tubuh dan
pengelompokkan menurut sifat kimianya.
Cara Pestisida Meracuni dan Gejalanya
Cara bekerja suatu senyawa kimia pestisida meracuni tubuh dan
gejalanya dapat digolong menurut jenis pestisidanya, Secara umum pestisida
dapat digolongkan kedalam 6 golongan, dimana tiap golongan menampakkan gejala
keracunan yang berbeda demikian pula dengan cara pestisida tersebut bekerja
(Anonim, 1984).
1.
Golongan Klor Organik
Pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain endrin,
aldrin, endosulfan (thiodan), dieldrin, lindane (gamma BHC) dan DDT. Senyawa
ini bekerja mempengaruhi syaraf pusat terutama otak yang menimnulkan efek
keracunan dengan gejala mual, sakit kepala, tak dapat berkonsentrasi. Pada
dosis tinggi dapat terjadi kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan
pernafasan.
2.
Golongan Fosfat Organik
Pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain mevinfos
(fosdrin), paration, gution, monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon,
diklorvos (DDVP), etion, fention dan diazinon. Senyawa dari golongan pestisida
ini berkerja menhambat aktivitas enzim kolinestrase yang dapat berakit fatal
pada tubuh dengan gejala antara lain sakit kepala, pusing-pusing, lemah, pupil
mengecil, gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual, muntah, kejang pada
eperut dan diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun.
3.
Golongan Karbamat
Senyawa pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain
aldikarb (temik), carbofuran (furadan), metomil (lannate), propoksur (baygon)
dan karbaryl (sevin). Cara bekerja dari senyawa ini adalah menghambat aktivitas
enzim kolinestrase tetapi reaksinya reversible dan lebih banyak bekerja pada
jaringan bukan dalam darah atau plasma. Tanda-tanda keracunannya umumnya lambat
sekali baru terlihat.
4.
Golongan Dipidril
Senyawa pestisida dari golongan ini sangat sedikit antara
paraquat, diquat dan morfamquat. Cara bekerjanya adalah membentuk ikatan dan
merusak jaringan ephitel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran
pencernaan, sedangkan pada konsentrasi larutan yang pekat dapat menyebabkan
peradangan. Gejala keracunan selalu lambat diketahui seperti perut mual, muntah
dan diare karena iritasi pada sa;uran pencernaan, 48-72 jam baru terdeteksi
adanya kerusakan pada ginjal (albunuria, proteinura, hematura dan peningkatan
kreatinin lever dan setelah 72-14 hari baru terlihat kerusakan pada paru-paru.
5.
Golongan Antikoagulant
Senyawa pestisida dari golongan ini antara lain tipe kumarin
(warfarin), tipe 1,3 indantion seperti difasion dan difenadion (ramik).
Pestisida ini cepat diserap oleh pencernaan makanan, penyerapan dapat terjadi
saat tertelan 2-3 hari. Kedua tipe pestisida ini menghambat pembentukan zat
yang berguna untuk koagulasi/pembekuan darah antara lain protrombin.
6.
Golongan Arsenik
Golongan senyawa arsenik terdiri dari arsen trioksid, kalium
arsenat, asam arsenat dan arsin gas. Keracunan arsen pada umunya melalui mulut
walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pernafasan. Pada keracunan
akut gejalanya nyeri pada perut, muntyah dan diare, pada keracunan sub akut
akan timbul gejala sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah (Tabel 4).
Tabel 4 Gejala keracunan dan petunjuk cara pertolongan pertama
pada penderita
Golongan Pestisida
|
Cara bekerjanya
|
Gejala keracunan yang timbul
|
Klor organic : endrin, aldrin, endosulfan (thiodan),
dieldrin, lindane (gamma BHC), DDT
Fosfat organik : mevinfos (fosdrin), paration, gution,
monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon, diklorvos (DDVP), etion,
efntion, diazinon.
Karbamat : aldikarb (temik), carbofuran (furadan),
metomil (lannate), propoksur (baygon), karbaril (sevin).
Dipiridil : paraquat, diquat dan morfamquat.
Antikoagulan : tipe kumarin (warfarin), tipe 1,3
indantion : difasinon, difenadion (Ramik)
Arsen : arsen trioksid, kalium arsenat, asam
arsenat dan arsin (gas).
|
mempengaruhi susunan syaraf pusat terutama otak
menghambat aktivitas enzim kholinnestrase
menghambat aktivitas enzim kholinestarse, tetapi
reaksinya reversible dan lebih banyak bekerja pada jaringan, bukan dalam
darah/plasma.
dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan ephitel
dari kulit, kuku, saluran pernapasan dan saluran pencernaan, sedangkan
larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.
pestisida ini cepat diserap oleh pencernaan makanan,
penyerapan dapat terjadi sejak saat tertelan sampai 2-3 hari. Kumrain dapat
diserap melalui. Kedua tipe pestisida ini menghambat pembentukan zat yang
berguna untuk koagulasi/pembekuan darah antara lain protrombin
Keracunan arsen pada
|
mual, sakit kepala, tak dapat berkonsentrasi. Pada
dosis tinggi dapat terjadi kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan
pernafasan.
sakit kepala, pusing-pusing, lemah, pupil mengecil,
gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual, muntah, kejang pada perut dan
diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun.
tanda-tanda keracunan umumnya lambat sekali baru
terlihat.
gejala keracunan selalu lambat diketahui, seperti
perut, mual, muntah dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan.
48-72 jam baru gejala kerusakan seperti ginjal seperti albunaria, proteinura,
hematuria, dan peningkatan kreatinin lever, 72 jam – 14 hari terlihat
tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.
hematuria (kencing berdarah), hidung berdarah, sakit
pada rongga perut, kurang darah dan kerusakan ginjal.
pada keracunan akut : nyeri pada perut,
|
Sumber
: Moriya (1983); Weinstein (1984); Sandhu (1980); Simmmon (1980)
DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN
Anonim. 1984. Pestisida Untuk Pertanian dan
Kehutanan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal
Pertanian Tanaman pangan. Jakarta. 1984
Gosselin, R.E. 1984. Clinical toxicology of commercial products.
William and Wilkin, Baltimore, 5th.ed Supplement 4.IARC,
Lyon.pp.14-22
Moriya,M.1983. Further mutagenicity studies on pesticides in
bacterial reversion assay systems.Mutat.Res.,vol.116.pp.185-216
NCI/DHEW/NIH.1981/82.Survey of compounds which have been tested
for carsinogenic activity.vol.sec.1&2,NCI/DHEW/NIH.Official US Publication,
Washington
Sandhu, S.S. and Water, M.D. 1980. Mutagenicity evaluation of
chemical pesticides. J.Environ.Sci.Health/B15(6):pp.929-948
Saleh,M.A.1980. Mutagenic and carsinogenic effects of
pesticides.Environ.Sci. Health. vol.B15(6):pp.867-906
Simmon,V.F.1980. An overview of shortterm test for the mutagenic
and carsinogenic potential of
pesticides.J.Environ.Sci.Health,vol.B15(6):pp.867-906
Toto Himawan. 1999. Resistensi serangga hama terhadap insektisida
dan upaya penanggulangannya. Perhimpunan Entomologi Indonesia cabang Malang.
1999.
Watterson,A.1988. Pesticides Users’ Health and Safety Handbook.An
International Guide.Gower Technical Publishing Company Limites. England
Weinstein,S.1984. Fruits of Your Labor: An Guide to Pesticides
Hazards for Californian Field Workers. Univ. of Calif.Barkeley, USA,pp.V-23,
v-25
Ware, G.W. 1983. Pesticide, Theory and Application. N.H.Freeman
and Co. San Fransisco.