Thursday, March 3, 2016

PROSIDING SNKP2014

KETAHANAN PANGAN : REKAYASA TEKNOLOGI DAN TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI BERBASIS KEARIFAN LOKAL
YOGYAKARTA, 8 OKTOBER 2014 

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA




PEMANFAATAN GULMA BABADOTAN DAN TEMBELEKAN DALAM PENGENDALIAN Sitophillus SPP. PADA BENIH JAGUNG 

Dian Astriani 
Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta 

Abstract 

Bioactivity of botanical pesticide from weed was studied to find the most effective botanical pesticide for controlling Sitophilus spp. and maintaining the corn seed viability in storage. The research was a single factor experiment arranged in Completely Randomized Design. The experiment factor was kind and dose of botanical pesticide. The treatments of the experiment consisted of Ageratum conyzoides (goatweed) and Lantana camara (common lantana) in the doses of 2% ; 4% and 6 % respectively, and application without pesticide as a control. Botanical pesticide was in powder formulation. The reasearch consisted of two steps, the first was toxicity test of botanical pesticide in the storage for 70 days, and the second was seed viability test after storag for 70 days. The results showed that goatweed botanical pesticide 6% was the most effective botanical pesticide to control Sitophilus spp. and maintain the corn seed for 70 days in storage, compared with goatweed botanical pesticide at the doses of 2% and 4%, and also common lantana botanical pesticide in the doses of 2%, 4% or 6%. Key words : goatweed, common lantana, Sitophillus spp., corn seed

KAJIAN DAYA INSEKTISIDA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) DAN EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach L. ) TERHADAP PERKEMBANGAN SERANGGA HAMA GUDANG Sitophilus zeamais Motsch. 


DESSY SONYARATRI 

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 


ABSTRAK Penyimpanan bahan pangan merupakan salah satu tahap pengolahan pasca panen yang masih mengalami kendala. Kerusakan di tingkat penyimpanan umumnya disebabkan oleh serangan hama gudang seperti serangga, tungau, tikus dan kapang. Diantara hama-hama gudang, serangga menyebabkan kerusakan terbesar. Sitophilus zeamais merupakan salah satu serangga hama pasca panen yang penting. Serangga tersebut dapat berkembang biak dan menimbulkan kerusakan pada berbagai jenis serealia termasuk gabah, beras dan jagung. Dari berbagai cara pengendalian hama pasca panen yang paling efisien dan umum dilakukan adalah cara kimia dengan menggunakan insektisida sintetis. Insektisida sintetis dirasakan efektif karena penggunaannya mudah serta spektrum daya bunuhnya yang luas. Namun cara tersebut mempunyai banyak kekurangan antara lain resiko keamanan pangan (bahaya residu), timbulnya resistensi serangga hama pasca panen terhadap beberapa insektisida, serta residu di tanah, air dan udara yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup (Kartasapoetra, 1993).